This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Minggu, 07 Oktober 2012

ABG Jaman Sekarang

Sebagai pemuda jaman sekarang (weeits.haha) pasti pengen bergaul ama temen2, masih pengen pacaran, masih pengen senang-senang. Tapi kita sering ga sadar klo kita udah kelewatan tentang apa yang sudah kita lakukan. Yang jomblo pengen punya pacar, pas udah punya pacar..GALAUUU.. haduh abg jaman sekarang..hahaha.. Sebagai renungan saja, yang udah punya pacar. Yang masih jomblo mending lebih bangga dengan statusny jadi #JOSH(JOmblo Sampai Halal) aja,ga banyak maksiat ga banyak dosa.

- Ketika kekasihnya sakit khawatirnya luar biasa,perhatianya sampai berlebihan,, giliran ibunya sakit malah cuek aja, seolah ga tau ibunya sakit.

- Kekasih ulang tahun bingung setengah mati buatnyari hadiah sampai bikin kejutan lagi,, giliran ibunya ulang tahun ga beliin hadiah bahkan ucapan aja enggak.

- Kekasih belum makan perhatianya selangit, diajak makan bareng lagi,, giliran ibunya blm makan cuek aja.

- Kekasih marah, galau ga ketulungan,, pas ibunya marah eh malah dibales marah.

- Butuh kekasih setiap waktu,, giliran butuh ibunya pas ada maunya.

Mereka lupa :

- Ketika sakit, manggil2 IBU.
- Ketika butuh duit minta IBU.
- Ketika dimarahin ayah ngadu ke IBU.
- Kalau minta apa aja, mintanya ke IBU.

KETIKA IBU SUDAH TIDAK ADA MEREKA MENANGIS DAN MENYESAL, MENGINGINKAN IBU KEMBALI..

semoga kita diberi ampunan dan ibu kita diberi umur panjang.. Aamiin..

Sabtu, 06 Oktober 2012

Cewek Pisang Goreng vs Cewek Lapis Legit

lho kok cewek pisang goreng?ada cewek lapis legit lagi, maksudnya apaan???sabaarr sabarr sabaar jangan emosi buat para ukhti..hehe. ane ga bermaksud menghina hlo cuma sebagai renungan buat ukhti sekalian..apasih maksudnya cewek pisang goreng ama lapis legit? disimak yaa..

CEWEK PISANG GORENG
1. Tidak terbungkus,terbuka,mengumbar lekuk diri,kena angin, kena debu..ngertikan maksudny.
2. Buatnya mudah, harganya murah, dijual dipinggir jalan di meja/grobak yang udah reot pula
3. Yang beli biasanya mahasiswa atau yang punya isi kantong kayak mahasiswa..hehe
4. Sebelum dibeli dipegang-pegang dulu, diraba-raba, dicari yang masih panas dan garing. yang dipegeng-pegang 10 yang dibeli cuma 1. itu aja ngutang (-_-).

CEWEK LAPIS LEGIT
1. Terbungkus rapi, rapat tidak kena angin dan debu, ada juga yang bersangkarkan indah yang menawan hati. Sangkarnya aja indah apa lagi isinya coba. :D
2. Buatnya sulit dan harus berlapis-lapis. lapis pertama tidak boleh terlalu tipis dan terlalu tebal dan juga jangan terlalu panas atau terlalu dingin. Sulit memang tapi isinya terjamin kualitasnya. Dipajang di etalase toko yang bersih nan seteril.. awas tidak boleh disentuh!!.
3. Pembelinya dari kalangan berada. berkantong tebal. Yang berkantong mahasiswa jarang ada yang mendekati ini, karena bukan levelnya.
4. Tidak boleh dipegang-pegang, hanya boleh dilihat, sekedar melirik, kalau suka silahkan bayar. Dibungkus rapi dan dibawa pulang. Silahkan menikmati, rasakan, kalau sudah maka akan menjadi belahan hati :D


gimana para ukhti mau yang bertipe PISANG GORENG atau yang LAPIS LEGIT? pikirkan lagi,renungkan apakah saya termasuk yang bertipe pisang goreng atau lapis legit atau malah lebih parah?Nauzubillah.. kalau masih bertipe pisang goreng, hayuh segera bertobat mendekatkan diri ke sang pencipta, mumpung masih diberi kesempatan hidup,,jangan sampai didahului matahari terbit dari barat!.


Sumber

Jumat, 05 Oktober 2012

Kisah Nyata : Semua Meninggalkanku Setelah Aku Berhijab

Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ... "Ya Allah, akhirnya dengan hijab ini aku dapat merasakan lezatnya nikmat iman."

Diakui atau tidak, baik atau buruknya perilaku seseorang itu, juga tergantung dengan siapa ia bergaul. Ketika sahabatnya adalah orang-orang yang memiliki akhlakul karimah (akhlak yang mulia), maka, secara tidak langsung ia telah ikut merasakan langkah sahabat-sahabatnya yang mulia.

Begitu pula sebaliknya, ketika yang mejadi teman gaul itu adalah sekelompok orang yang jauh dari cahaya Allah, kita pun akan mengikuti mereka sedikit demi sedikit. Sebab itu, kita perlu mewas diri dengan siapa kita bersahabat, sehingga tidak menyesal di kemudian hari.


Mungkin, karena kecerobohan saya dalam memilih teman itulah, yang telah menjerumuskanku ke jalan yang sangat jauh dari nilai-nilai Islam.

Dua puluh tahun lalu, tahun 90-an, mengamen di kampus-kampus, terminal-terminal, telah menjadi pilihan gaya hidupku. Padahal, di lain pihak, orangtuaku termasuk orang yang berada (berkecukupan), untuk membiayai kuliah, kos dan sanguku.

Bahkan, beliau termasuk pengurus salah satu organisasi Masyarakat Islam terbesar di Indonesia, yang mana, jam terbang dakwahnya cukup tinggi. Namun, sekali lagi, karena salah pergaulan, justru jalan setan inilah yang menjadi pijakanku, sebelum akhirnya hidayah merasuk ke dalam sanubari.

Pengalaman buruk itu bermula dari aku menjadi mahasiswi di sebuah universitas di Malang. Aku sendiri lahir dari Sidoarjo. Karena jauhnya lokasi rumah dan kampus, maka saya lebih memilih untuk mengekos di lokasi yang tidak jauh dari kampus.

Terus terang, sejatinya aku menjalani proses perkuliahan itu dengan setengah hati. Tidak ada keseriusan di dalamnya. Oleh karenanya, untuk mencari hiburan, aku mendaftarkan diri untuk masuk group theater. Di sini, meskipun tidak sering, kami kadang-kadang diundang untuk mengisi beberapa acara.

Seiring dengan terus berjalannya waktu, tumbuh keinginan untuk mengikuti profesi beberapa temanku, yaitu mengamen. Bedanya, kalau mereka mengamen untuk memenuhi biaya hidup, sedangkan aku, menjalaninya hanya untuk mencari kepuasan dan kesenangan diri semata.

Gayung bersambut, ternyata teman-temanku itu sangat responsif terhadap keinginanku tersebut. Sejak itulah, karir sebagai penyanyi jalanan di mulai.

Kampus-kampus terbesar di Malang seperti; IAIN (yang kini berubah menjadi UIN), IKIP, UNIBRAW, adalah diantara target kami. Namun, tidak jarang juga kami melebarkan sayap jangkauan kami, ke daerah Batu, karena memang di sini tempat para wisatawan luar negeri, yang mana jika mereka memberi, relatif lebih besar dari pada orang-orang pribumi.

Dari hari ke hari, aku benar-benar dimabuk cinta oleh aktivitas baruku ini. bisa dibilang saat itu aku sudah 'gila', 'gila' ngamen.

Bayangkan, meskipun statusku sebagai mahasiswi, namun, intensitas dalam mengamen, dan jauhnya jangkauan yang harus ditempuh, bisa dibilang, mengalah-ngalahi, mereka yang memang berprofesi sebagai pengamen sejati, sekalipun mereka itu cowok. Aku dan beberapa teman tidak lagi mengamen di kampus-kampus, namun juga sudah menuju terminal-terminal.

Disergap Satpol PP ...

Pernah pada suatu hari, ketika sedang asik melantunkan sebuah lagu di terminal Arjosari, Malang, kami disergap oleh Satpol PP Karena kelihaian kami bersilat lidah, akhirnya, kami dilepaskan, "Pak, kita ini para mahasiswi yang sedang praktek lapangn, yang meneliti tentang kehidupan para pengamen," jelas kami waktu itu yang langsung dipercayai.

Tapi pengalaman itu rupanya tak pernah menyurutkan ku menghentikan kebiasaan gila ini.

Tak puas hanya berkutat di daerah Malang saja, akhirnya kami beranikan diri untuk memperluas daerah jangkauan. Tidak tanggung-tanggung, daerah yang kami tuju adalah Lumajang, bahkan, karena saking kuatnya tekat untuk mengamen, kami berani mengamen hingga ke Madura, Banyuwangi, bahkan Bali sekali pun. (Astaghfirullaha 'Adziim, semoga Allah mengampuni masa laluku).

Aktivitas yang demikian ini, terus aku jalani hingga aku duduk di semester enam. Meskipun demikian liarnya pergaulanku saat itu, orang tuaku tidak pernah mengetahuinya. Dan Alhamdulillah-nya, meskipun tidak terlalu baik, setiap kali ujian semester, aku selalu lulus. -mungkin- hal inilah, yang membuat orang tuaku tidak curiga dengan aktivitas saya.

Tapi memang di balik itu semua, terlihat keinginan mereka agar aku bisa memperbaiki kostum pakaianku. Memang pada saat itu, baju yang ketat dengan bawahan seperti jeans, menjadi pakaian favoritku. Ditambah lagi dengan rambut yang terurai bebas.

Datangnya Hidayah ....

Senikmat apapun hidup di tengah kegelapan cahaya Allah, tetaplah itu semua kenikmatan semu, yang tidak akan pernah mencapai kenikmatan hakiki yang mengarah kepada ketenangan jiwa, dan kesejukan hati.

Semakin hawa nafsu itu dituruti, sejatinya jiwa ini semakin haus, rindu akan siraman ketenangan. Namun, karena hawa nafsu begitu dominan, yang terjadi hanyalah pengingkaran, pengingkaran jeritan hati. Sehingga, meskipun ia terluka, mulut masih bisah tetap tertawa dengan sumringahnya.

Begitu pula dengan diriku. Sejatinya hatiku menjerit, mengakui kekeliruan jalur yang aku pilih. Hingga terjadilah suatu pristiwa, yang cukup menggugah diriku, yang kemudian menjadi titik awal kembalinya saya ke fithrah Ilahiyah.

Hari itu (akhir dari tahun 1993), tersebutlah salah satu teman kosku yang baru saja menyelesaikan Praktek Kerja Lapangan (PKL). Pada dasarnya, ia juga termasuk tipe orang yang kurang memperhatikan hijab, termasuk aurat (jilbab).

Tapi, karena tempat PKL-nya di sekolah Muhammadiyah, maka ia pun "terpaksa" menggunakan hijab tersebut. Di tengah-tengah ia merapihkan pakaiannya, saya tertegun melihat jilbab yang sedang ia lipat.

Seketika itu saya memberanikan diri untuk memintanya, "Mbak, jilbabnya saya ambil aja yah," ujarku kala itu. "Untuk apa?" timbalnya "Ya, mungkin suatu hari nanti aku akan memakainya. Sekalian buat kenang-kenangan. Mbak kan sudah mau selesai kuliahnya," ujarku. Akhirnya jilbab itu ia berikan juga.

Setelah ia menyerahkan jilbab itu, saya langsung menjoba mengenakannya. "Wah mbak cantik juga kalau pakek jilbab," ujar beberapa teman mengomentari ulahku. Ada rasa nyesss, tatkala aku bercermin dan melihat penampilanku berjilbab saat itu. Sepertinya setes embun telah membasahi hatiku. Rasanya sejuk sekali. Maka mulailah aku berfikir untuk menggunakan jilbab.

Meski demikian, masih terngiang dengan jelas di benakku, bagimana reaksi kedua orangtuaku nanti? Diam-diam aku pulang dengan penampilan baru, berjilbab. Tapi tetap saja, itu hanya bagian atas. Sebab, pakaian bawah, masih standar jahiliyah, menggunakan jeans.

"Nah, beginilah nak seharusnya seorang muslimah berbusana," puji orangtuaku dalam raut wajah cukup kaget dan linangan air mata. Mungkin karena suka nya, mereka mengajakku memborong pakaiaan muslimah. Alhamdulillah, sejak saat itu, tekad ku menggunakan jilbab semakin kuat.

Terror dari Segala Penjuru ....

Namun, perjalanan ini rupanya tak semulus yang aku kira. Yang ada justru jalan terjal, lagi berbatuan. Akan tetapi, justru jalan yang demikian inilah, yang kemudian hari akan menghantarkan seseorang merasakan manisnya perjuangan, indahnya keimanan.

Setibanya di kampus aku diselimuti keraguan untuk menggunakan jilbab. Penyebabnya, tentusaja mempertimbangkan reaksi teman-temanku, yang sepertinya mereka fobia terhadap jilbab. Maka, untuk menghindari itu semua, aku pun 'kucing-kucingan' bersama mereka.

Kalau kuliah malam hari, saya mengenakan jilbab, kalau siang, akupun melucutinya alias bongkar-pasang. Pekerjaan ini berjalan hingga lima bulan. Tapi, lama-kelamaan, aku sendiri tidak kuat dengan permainan ini. Sebab itu, aku beranikan diri untuk berkata jujur kepada mereka, bahwa aku ada aku yang sudah dengan penampilan baru.

Apa yang saya kuatirkan sebelumnya benar-benar terjadi. Teman-temanku mencemooh dan mengkerdilkanku, "Apa kamu ingin menjadi pocong dengan pakai jilbab!". "Kalau kamu pakai jilbab, kamu tidak akan bebas.Kamu akan selalu terkekang," ujar yang lain. Semua itu, sangat mengiris-iris hatiku.

Tidak cukup dengan omongan saja mereka berperilaku buruk (yang sebelumnya sangat-sangat akrab), mereka juga dengan serempak menjauhiku. Seorang memboikot penampilanku, mereka hilang satu-persatu.

Jadilah aku "sebatang kara". Melihat kondisi kampus yang tidak kondusif ini, saya bermusyawarah dengan orangtua mengenai permasalahanku. Akhirnya diputuskan, pulang-pergi sebagai alternatifnya, sekalipun itu sangat jauh Malang-Sidoarjo.

Ternyata harapan untuk menggunakan hijab dengan mudah di rumah sendiri, tidak semudah membalik telapak tangan. Di sini pun aku dikucilkan oleh beberapa saudara.

"Perilaku masih kayak gitu kok pakai jilbab."

"Nanti saja makai jilbabnya. Kamu itu masih belum menikah. Entar gak laku melihat penampilanmu yang aneh ini," ujar sebagian dari mereka.

Akan tetapi, sebesar apapun angin dan badai hinaan menghantam, aku telah bulatkan niat untuk tetap menggunakan jilbab. Agar pengetahuan agamaku semakin bertambah, maka, akupun melahap buku-buku agama, yang aku beli di toko-toko buku.

Karena membaca pengalaman betapa sukarnya berjalan di jalur yang diridhai Allah, setiap kali melaksanakan shalat, aku senantiasa berdo'a kepada-Nya.

"Ya Allah, sudilah kiranya Engka memberikanku pendamping hidup yang mendukung apa yang aku yakini sebagai kebenaran ini," begitu doaku.

Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengabulkan do'a-do'a hambanya. Melalui perantara kedua orangtuaku, aku akhirnya dijodohkan dengan seorang aktivis dakwah yang sebelumnya tak pernah aku kenal.

Aku sangat bersyukur berdampingan dengannya. Selain ia sebagai figur suami yang baik, ia juga merupakan sosok pembimbing yang senantiasa mengarahkan ke pada jalan yang benar, yang diridhai oleh Allah. Yang sangat membahagiakanku, ia adalah seorang yang sangat mengerti agama dan seorang dai.

Saat ini, kami telah dianugerahi dua putra dan dua putri. Selain sibuk mengurusi rumah tangga dan mendidik anak-anak, aku juga aktif di organisasi muslimah yang berada di bawah naungan salah satu harakah Islam.

"Ya Allah, kini akhirnya aku dapat merasakan lezatnya nikmat iman ini."

"Wahai para Muslimah, gunakanlah hijab sesuai dengan apa yang telah ditentukan oleh agama (Islam) yang indah dan mulia ini. Dengan hijab itu identitas kalian akan lebih jelas. Tanpanya, bukan hanya keimanan kita saja yang kurang nampak, namun, keislaman kitapun patut dipertanyakan."

[kisah ini diceritakan langsung oleh Ibu Fina kepada hidayatullah.com/Robin Sah/hidayatullah/dg sedikit perubahan]a



Jumat, 28 September 2012

‘Kalah’ Melawan Alquran, Dr Jeffrey Lang Menerima Islam


Sejak kecil Dr Jeffrey Lang dikenal ingin tahu. Ia kerap mempertanyakan logika sesuatu dan mengkaji apa pun berdasarkan perspektif rasional.

“Ayah, surga itu ada?” tanya Jeffrey kecil suatu kali kepada ayahnya tentang keberadaan surga, saat keduanya berjalan bersama anjing peliharaan mereka di pantai. Bukan suatu kejutan jika kelak Jeffrey Lang menjadi profesor matematika, sebuah wilayah dimana tak ada tempat selain logika.

Saat menjadi siswa tahun terakhir di Notre Dam Boys High, sebuah SMA Katholik, Jeffrey Lang memiliki keberatan rasional terhadap keyakinan akan keberadaan Tuhan. Diskusi dengan pendeta sekolah, orangtuanya, dan rekan sekelasnya tak juga bisa memuaskannya tentang keberadaan Tuhan. “Tuhan akan membuatmu tertunduk, Jeffrey!” kata ayahnya ketika ia membantah keberadaan Tuhan di usia 18 tahun.



Ia akhirnya memutuskan menjadi atheis pada usia 18 tahun, yang berlangsung selama 10 tahun ke depan selama menjalani kuliah S1, S2, dan S3, hingga akhirnya memeluk Islam.

Adalah beberapa saat sebelum atau sesudah memutuskan menjadi atheis, Jeffrey Lang mengalami sebuah mimpi. Berikut penuturan Jeffrey Lang tentang mimpinya itu:

Kami berada dalam sebuah ruangan tanpa perabotan. Tak ada apa pun di tembok ruangan itu yang berwarna putih agak abu-abu.

Satu-satunya ‘hiasan’ adalah karpet berpola dominan merah-putih yang menutupi lantai. Ada sebuah jendela kecil, seperti jendela ruang bawah tanah, yang terletak di atas dan menghadap ke kami. Cahaya terang mengisi ruangan melalui jendela itu.

Kami membentuk deretan. Saya berada di deret ketiga. Semuanya pria, tak ada wanita, dan kami semua duduk di lantai di atas tumit kami, menghadap arah jendela.

Terasa asing. Saya tak mengenal seorang pun. Mungkin, saya berada di Negara lain. Kami menunduk serentak, muka kami menghadap lantai. Semuanya tenang dan hening, bagaikan semua suara dimatikan. Kami serentak kami kembali duduk di atas tumit kami. Saat saya melihat ke depan, saya sadar kami dipimpin oleh seseorang di depan yang berada di sisi kiri saya, di tengah kami, di bawah jendela. Ia berdiri sendiri. Saya hanya bisa melihat singkat punggungnya. Ia memakai jubah putih panjang. Ia mengenakan selendang putih di kepalanya, dengan desain merah. Saat itulah saya terbangun.

Sepanjang sepuluh tahun menjadi atheis, Jeffrey Lang beberapa kali mengalami mimpi yang sama. Bagaimanapun, ia tak terganggu dengan mimpi itu. Ia hanya merasa nyaman saat terbangun. Sebuah perasaan nyaman yang aneh. Ia tak tahu apa itu. Tak ada logika di balik itu, dan karenanya ia tak peduli kendati mimpi itu berulang.

Sepuluh tahun kemudian, saat pertama kali memberi kuliah di University of San Fransisco, dia bertemu murid Muslim yang mengikuti kelasnya. Tak hanya dengan sang murid, Jeffrey pun tak lama kemudian menjalin persahabatan dengan keluarga sang murid. Agama bukan menjadi topik bahasan saat Jeffrey menghabiskan waktu dengan keluarga sang murid. Hingga setelah beberapa waktu salah satu anggota keluarga sang murid memberikan Alquran kepada Jeffrey.

Kendati tak sedang berniat mengetahui Islam, Jeffrey mulai membuka-buka Alquran dan membacanya. Saat itu kepalanya dipenuhi berbagai prasangka.

“Anda tak bisa hanya membaca Alquran, tidak bisa jika Anda tidak menganggapnya serius. Anda harus, pertama, memang benar-benar telah menyerah kepada Alquran, atau kedua, ‘menantangnya’,” ungkap Jeffrey.

Ia kemudian mendapati dirinya berada di tengah-tengah pergulatan yang sangat menarik. “Ia (Alquran) ‘menyerang’ Anda, secara langsung, personal. Ia (Alquran) mendebat, mengkritik, membuat (Anda) malu, dan menantang. Sejak awal ia (Alquran) menorehkan garis perang, dan saya berada di wilayah yang berseberangan.”

“Saya menderita kekalahan parah (dalam pergulatan). Dari situ menjadi jelas bahwa Sang Penulis (Alquran) mengetahui saya lebih baik ketimbang diri saya sendiri,” kata Jeffrey. Ia mengatakan seakan Sang Penulis membaca pikirannya. Setiap malam ia menyiapkan sejumlah pertanyaan dan keberatan, namun selalu mendapati jawabannya pada bacaan berikutnya, seiring ia membaca halaman demi halaman Alquran secara berurutan.

“Alquran selalu jauh di depan pemikiran saya. Ia menghapus aral yang telah saya bangun bertahun-tahun lalu dan menjawab pertanyaan saya.” Jeffrey mencoba melawan dengan keras dengan keberatan dan pertanyaan, namun semakin jelas ia kalah dalam pergulatan. “Saya dituntun ke sudut di mana tak ada lain selain satu pilihan.”

Saat itu awal 1980-an dan tak banyak Muslim di kampusnya, University of San Fransisco. Jeffrey mendapati sebuah ruangan kecil di basement sebuah gereja di mana sejumlah mahasiswa Muslim melakukan sholat. Usai pergulatan panjang di benaknya, ia memberanikan diri untuk mengunjungi tempat itu.

Beberapa jam mengunjungi di tempat itu, ia mendapati dirinya mengucap syahadat. Usai syahadat, waktu shalat dzuhur tiba dan ia pun diundang untuk berpartisipasi. Ia berdiri dalam deretan dengan para mahasiswa lainnya, dipimpin imam yang bernama Ghassan. Jeffrey mulai mengikuti mereka shalat berjamaah.

Jeffrey ikut bersujud. Kepalanya menempel di karpet merah-putih. Suasananya tenang dan hening, bagaikan semua suara dimatikan. Ia lalu kembali duduk di antara dua sujud.

“Saat saya melihat ke depan, saya bisa melihat Ghassan, di sisi kiri saya, di tengah-tengah, di bawah jendela yang menerangi ruangan dengan cahaya. Dia sendirian, tanpa barisan. Dia mengenakan jubah putih panjang. Selendang (scarf) putih menutupi kepalanya, dengan desain merah.”

“Mimpi itu! Saya berteriak dalam hati. Mimpi itu, persis! Saya telah benar-benar melupakannya, dan sekarang saya tertegun dan takut. Apakah ini mimpi? Apakah saya akan terbangun? Saya mencoba fokus apa yang terjadi untuk memastikan apakah saya tidur. Rasa dingin mengalir cepat ke seluruh tubuh saya. Ya Tuhan, ini nyata! Lalu rasa dingin itu hilang, berganti rasa hangat yang berasal dari dalam. Air mata saya bercucuran.”

Ucapan ayahnya sepuluh tahun silam terbukti. Ia kini berlutut, dan wajahnya menempel di lantai. Bagian tertinggi otaknya yang selama ini berisi seluruh pengetahuan dan intelektualitasnya kini berada di titik terendah, dalam sebuah penyerahan total kepada Allah SWT.

Jeffrey Lang merasa Tuhan sendiri yang menuntunnya kepada Islam. “Saya tahu Tuhan itu selalu dekat, mengarahkan hidup saya, menciptakan lingkungan dan kesempatan untuk memilih, namun tetap meninggalkan pilihan krusial kepada saya,” ujar Jeffrey kini.

Jeffrey kini professor jurusan matematika University of Kansas dan memiliki tiga anak. Ia menulis tiga buku yang banyak dibaca oleh Muslim AS: Struggling to Surrender (Beltsville, 1994); Even Angels Ask (Beltsville, 1997); dan Losing My Religion: A Call for Help (Beltsville, 2004). Ia memberi kuliah di banyak kampus dan menjadi pembicara di banyak konferensi Islam.

Surat Inspirasi

Ada seseorang saat melamar kerja, memungut sampah kertas di lantai ke dalam tong sampah, dan hal itu terlihat oleh peng-interview, dan dia mendapatkan pekerjaan tersebut.

Ternyata untuk memperoleh penghargaan sangat mudah, cukup memelihara kebiasaan yang baik.

Ada seorang anak menjadi murid di toko sepeda. Suatu saat ada seseorang yang mengantarkan sepeda rusak untuk diperbaiki di toko tsb. Selain memperbaiki sepeda tsb, si anak ini juga membersihkan sepeda hingga bersih mengkilap. Murid-murid lain menertawakan perbuatannya. Keesokan hari setelah sang empunya sepeda mengambil sepedanya, si adik kecil ditarik/diambil kerja di tempatnya.

Ternyata untuk menjadi orang yang berhasil sangat mudah, cukup punya inisiatif sedikit saja

Seorang anak berkata kepada ibunya: “Ibu hari ini sangat cantik.
Ibu menjawab: “Mengapa?

Anak menjawab: “Karena hari ini ibu sama sekali tidak marah-marah.
Ternyata untuk memiliki kecantikan sangatlah mudah, hanya perlu tidak marah-marah.

Seorang petani menyuruh anaknya setiap hari bekerja giat di sawah.
Temannya berkata: “Tidak perlu menyuruh anakmu bekerja keras, Tanamanmu tetap akan tumbuh dengan subur.

Petani menjawab: “Aku bukan sedang memupuk tanamanku, tapi aku sedang membina anakku.

Ternyata membina seorang anak sangat mudah, cukup membiarkan dia rajin bekerja.
Seorang pelatih bola berkata kepada muridnya: “Jika sebuah bola jatuh ke dalam rerumputan, bagaimana cara mencarinya?

Ada yang menjawab: “Cari mulai dari bagian tengah.” Ada pula yang menjawab: “Cari di rerumputan yang cekung ke dalam.” Dan ada yang menjawab: “Cari di rumput yang paling tinggi. Pelatih memberikan jawaban yang paling tepat: “Setapak demi setapak cari dari ujung rumput sebelah sini hingga ke rumput sebelah sana .

Ternyata jalan menuju keberhasilan sangat gampang, cukup melakukan segala sesuatunya setahap demi setahap secara berurutan, jangan meloncat-loncat.

Katak yang tinggal di sawah berkata kepada katak yang tinggal di pinggir jalan: “Tempatmu terlalu berbahaya, tinggallah denganku.”

Katak di pinggir jalan menjawab: “Aku sudah terbiasa, malas untuk pindah.”
Beberapa hari kemudian katak “sawah” menjenguk katak “pinggir jalan” dan menemukan bahwa si katak sudah mati dilindas mobil yang lewat.

Ternyata sangat mudah menggenggam nasib kita sendiri, cukup hindari kemalasan saja.

Ada segerombolan orang yang berjalan di padang pasir, semua berjalan dengan berat, sangat menderita, hanya satu orang yang berjalan dengan gembira. Ada yang bertanya: “Mengapa engkau begitu santai?”

Dia menjawab sambil tertawa: “Karena barang bawaan saya sedikit.”
Ternyata sangat mudah untuk memperoleh kegembiraan, cukup tidak serakah dan memiliki secukupnya saja.



Kisah Nikah Nabi Adam dan Hawa


بِِِِِسْمِ الله ِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
الحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ عَطاَؤُهُ قِسَمٌ وَصُنْعُهُ حِكَمٌ , وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَفْضَلِ مَنْ نَصَح وَأَعْدَلِ مَنْ حَكَمَ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ سَيِّدِ الأَوَّلِيْنَ وَالآَخِرِيْنَ وَعَلَى آَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ , وَبَعْدُ ؛
Ikhwan Fillah Ahlan Bik…, sebagaimana kita maklumi bahwa setiap insan yang normal dan berakal cerdas tentunya memiliki keinginan, salah satunya kebutuhan biologis. Karena setiap orang yang berakal sempurna pasti membutuhkan itu, bahkan lebih membutuhkan daripada yang akalnya kurang cerdas. Orang yang tidak berakal pasti tidak akan merasa membutuhkan itu,.. ya.., itu.. tuh.. coba saja perhatikan..!, mau..?! atau anda mau menawarkan hal itu kepada mereka, silahkan mencobanya.. ngajak kawin sama orang gila.. he.he.he.
Kawan yang dirahmati Allah, dalam memenuhi kebutuhan biologis tidak ada yang dihalalkan kecuali melalui pernikahan yang sah. Artinya satu-satunya cara mengeluarkan sperma yang perbolehkan agama adalah dengan pasangannya antara suami dan istri. Pasangan suami-istri ini adalah tercipta dari sebuah pernikahan. Mengeluarkan sperma tidaklah halal dengan onani, oral dengan tangan sendiri, boneka getar, tongkat biliard dengan ulekan atau..hal lainnya (maaf untuk menjelaskan nih..). mengeluarkan sperma hanya halal apabila dengan pasangan antar suami-istri, meskipun oleh tangan pasangan. Dan tidak-lah halal apabila masuk lubang belakang.., Maaf lagi nih.., jangan kejauhan aah.., segitu saja.., oke.
Sahabat, oleh karena pernikahan itu sebagai solusi Akhlak Isalmi dalam mengendalikan kebutuhan biologis, tidak ada salahnya kami akan mengangkat kisah pernikahan pertama, yaitu pernikahan Nabi Adam dengan Siti Hawa. Semoga ada hikmah dan bermanfaat.., amien.
Dalam riwayat Abu Hurairoh yang beliau terima dari Rasulullah SAW, Rasulullah bersabda :
خَلَقَ اللهُ تَعَالى آدَمَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ يَوْمَ الجُمْعَةِ وَأَسْكَنَهُ الجَنَّةَ يَوْمَ الجُمْعَةِ وَأَخْرَجَهُ مِنَ الجَنَّةِ يَوْمِ الجُمْعَةِ وَتَابَ عَلَيْهِ فِى يَوْمِ الجُمْعَةِ وَفِيْهِ سَاعَةٌ لاَ َيُوَافِقُهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ يَدْعُو اللهَ تَعَالَى فِيْهَا إِلاَّ اسْتجَابَ لَهُ
Artinya :
Allah Swt menciptakan Nabi Adam itu tepat di hari jum’at, beliau mulai tinggal di sorga hari jum’at, beliau terusir dari sorga ke dunia hari jum’at, beliau bertaubat juga hari jum’at, bahkan di hari jum’at itu ada satu waktu (tersembunyi) yang apabila seorang muslim berdo’a memohon kepada Allah niscaya permohonanya akan dikabulkan.
Begini nih.., kisahnya….
وَقِصَّتُهُ أَنَّ آدَمَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ لَمَا خَلَقَهُ اللهُ تَعَالى نَظَرَ فِى السَّمَوَاتِ وَفِى الأَرْضِ لَمْ يَرَ أَحَدًا مِنْ جِنْسِهِ لِسَتَأنِسَ بِهِ
Ketika Nabi Adam telah selesai diciptakan Allah SWT, kemudian dia (Nabi Adam) memandang di sekelilingnya, dia melihat langit dan melihat bumi, namun dia tidak menemukan seseorang daripada jenis manusia untuk menjadi teman, untuk berbagi suka (tidak ada duka, soalnya di sorga ga ada duka) dia bengong sendirian.., sepertinya ga nyaman juga hidup sendirian.. terkena sindiran sebuah pepatah :
كَمَا قِيْلَ ؛ طَيْرٌ يَتطَيَّرُ مَعَ شَكْلِهِ فَاشْتوَحَشَ وَاشْتاَقَ إِلىَ جِنْسِهِ
Sebagaimana seekor burung, terbang bersama pasangannya, untuk mencari kesenangan dalam hidupnya, sehingga hidupnya bisa nyaman dan tenang. Namun nabi Adam semakin resah, karena setelah berulang kali mencari di sekeliling, ia tetap tidak menemukan teman, ia merindukan seorang teman. he need friend.. begitulah kira-kira..
وَكَانَ جَالِسًا فَغَشِيَهُ النُّعَاسُ وَكَانَ بَيْنَ النَّائِمِ وَاليَقْظَانِ
Nabi Adam duduk termenung, memikirkan bagaimana caranya agar bisa mendapatkan teman, (seandainya saat itu ada facebook atau jejaring sosial lainnya, mungkin untuk ukuran kita bisa menjadi solusi dalam menghadapi kesendirian.. he.he..) dalam lamunannya dia (Nabi Adam) terkantuk, sehingga dia terdiam.., antara tidur dan terjaga.
إِذَا أَمَرَ اللهُ تَعَالىَ جِبْرِيْلَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ بِأَنْ يُخرِجَ ضَلْعًا مِنْ جَانِبِهِ الأَيْسِرِ وَلَمْ يَتَأَلَمُ مِنْهُ آدَمُ عَلَيْهِ السَّلامُ وَخَلَقَ اللهُ تَعَالىَ مِنْهَا حَوَاءَ
Pada saat itu, Allah memerintahkan kepada malaikat jibril untuk mengeluarkan tulang rusuk Nabi Adam dari lambung sebelah kirinya. Nabi Adam tidak merasakan sakit, tulang rusuknya di ambil oleh malaikat Jibril. Dan dari tulang rusuk itu, Allah menciptakan perempuan yang bernama Hawa.
وَكُلُّ مَلاَحَةٍ وَجَمَالٍ وَحُسْنٍ وَظَرَافَةٍ يَكُونُ إِلَى يَومِ القِيَامَةِ وُضِعَ فِيْهَا
Semua kesegaran, kecantikan, keindahan serta pesona tiada tara, terpancar dari Hawa, itu terjadi sampai hari qiyamat kelak, tersimpan pada Hawa.
وَكُلُّ طَرَافَةٍ وَنزَاهَةٍ وَرَزَانَةٍ وُضِعَتْ فِيْهَا
Semua kejinakan, kesucian serta kesantunan, tersimpan pada Hawa.
وَكُلُّ شَوقٍ وَعِشْقٍ وَمَحَبَّةٍ وَمَوَدَّةٍ وُضِعَتْ فِى قَلْبِ آدَمَ
Semua terpesona, rasa rindu, rasa cinta, serta kasih sayang, tersimpan di hati Nabi Adam
حَتىَّ صَارَتْ حَوَاءُ أَحْسَنَ مَنْ فِى السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ وَصَارَ آدَمُ أَعْشَقَ مَنْ فِى السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ
Sehingga terjadilah Hawa adalah perempuan yang tercantik diatara para penghuni langit dan bumi, dan Nabi Adam menjadi orang yang paling rindu diantara para penghuni langit dan bumi.
Ya demikianlah.., ketika sudah jatuh cinta dunia serasa milik berdua, yang lainnya ngontrak….
ثُمَّ أَلبَسَهَا اللهُ تَعَالىَ سَبْعِيْنَ حُلَّةً مِنْ حُلَلِ اْلجَنَّةِ وَ تَوَ جَّهَهاَ وَأَجْلَسَهَاعَلَى كُرْسِىٍ مِنْ ذَهَبٍ ثُمَّ أَيقَظَ آدَمُ عَلَيْهِ السَّلاَمُ وَعَرَ ضَهَاعَلَيْهِ
Kemudian Allah memberikan pakaian kepada Hawa, dari pakaian sorga, serta menghadap Nabi Adam, ia duduk di atas kursi emas bertahtakan mutiara. Nabi Adam tiba-tiba terbangun dan saat itu Hawa memperlihatkan diri kepada Nabi Adam sambil tersenyum merona.
فَنَادَاهَاآدَمُ مَنْ أَنْتِ وَلِمَنْ أَنْتِ فَقَالَتْ حَوَاءُ خَلَقَنِى اللهُ تَعَالىَ ِلأَجْلِكَ فَقَالَ إِئْتِنِى قَالَتْ بَلْ أَنْتَ فَقاَمَ آدَمُ وَذَهَبَ اِلَيْهاَ فَمِنْ ذَلِكَ الْوَقْتِ جَرَّتِ الْعاَدَةُ بِذِهاَبِ الْرَّجُلِ إِلىَ الْمَرْأَةِ
Kemudian Nabi Adam memanggil Hawa ;
Adam Alakmaa.. cantik nian kau, What is your Name ? dinda siapa ? tercipta untuk siapa ?
Hawa My name Is hawa, Aku Hawa, Aku tercipta hanya untukmu, for you..
Adam Kalau begitu, kemarilah ..!
Hawa No, Tidak mau, karena you yang harus menghampiriku..,
(Percakapan ini kira-kira begitu ukuran kita, tapi tidak menyimpang dari terjemah diatas..)
Kemudian Nabi Adam bangkit dan menghampiri Hawa. Kawan, semenjak saat ini berlakulah adat dan kebiasaan, bahwa laki-laki-lah yang sepantasnya harus menjumpai perempuan. (Ini mah laen.. perempuan suruh datang.., kagak pernah tahu kisah Nabi Adam apa ya..?! he.he.he..)
فَلَمَّا قَرَبَ مِنْهَا وَََأراَدَ أَنْ يَمِدَّ يَدَهُ اِلَيْهَا سَمِعَ النِّدَاءَ يَاآدَمَ أَمْسِكْ فَاِنَّ صُحْبَتَكَ مَعَ حَوَاءَ لاَتَحِلُّ إِلاَّ باِلصَّدَقَةِ وَالنِّكَاحِ ثُمَّ أَمَرَسُبْحَانَهُ وَتَعَالىَ سُكَانَ الجَنَّةِ بِأَنْ يُزَيِّنُوهَا وَيُزَخْرِفُوهَا وَيُحضِرُوْهَا مَوَائِدَ النَّثاَرِ وَأَطْبَاقَهَا ثُمَّ أَمَرَ مَلاَئِكَةَ السَّمَوَاتِ بِاَنْ يَجْتَمِعُوا تَحْت شجَرَةِ طُوْبَى فَاجْتمِعُوْا
Ketika Nabi Adam dan Hawa duduk berdekatan, lalu Nabi Adam hendak menyentuh tubuh Hawa. Tiba-tiba Nabi Adam mendengar suara yang memanggil, “Hai Adam !! tahan dulu, (kagak sabar apa ya..?) kebersamaanmu dengan Hawa belumlah halal, kecuali dengan mas kawin dan pernikahan.
Kemudian Allah Swt memerintahkan para penghuni sorga, para malaikat, untuk menghiasi Hawa dengan berbagai hiasan gaun pengantin, juga untuk menghadirkan bunga-bunga harum, untuk melangsungkan pernikahan Adam dan Hawa. ( Semua dipersiapkan, mulai dari bikin undangan pernikahan, menyewa tenda, sound system, memesan kue dan roti buaya, sampai memesan gaun pengantin dan kue pengantin, ini ukuran kite..yeh… ) Kemudian Allah memerintahkan malaikat langit untuk berkumpul di bawah pohon TUBA dan berkumpullah semua para undangan disana.
ثُمَّ أَثْنَى اللهُ تَعَالىَ بِنَفْسِهِ عَلىَ نَفْسِهِ وَزَوَّجَهاَ آدَمَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ فَقاَلَ اللهُ تَعاَلى : اَلحَمْدُ ثَنَائِى وَاَلْعِظَمةُ اِزَارِىْ وَاْلكِبْرِيَاءُ رِدَائِى وَاَلْخَلْقُ كُلُّهُمْ عَبِيْدِى وَإِماَئِى أُشْهِدُ مَلاَئِكَتِى وَسُكَانَ سَمَوَاتِى زَوَّجْتُ حَوَاءَ بِآدَمَ بَدِيْعُ فِطْرَتىِ عَلىَ صَدَاقٍ وَيُسْبِحَنِى وَيُهَلِّلَنِى
Kemudian Allah memuji diri-Nya sendiri dan menikahkan Adam kepada Hawa, Allah Swt berkata :
Pujian adalah sanjungan-Ku, kebesaran adalah pakaian-Ku, kesombongan adalah selendang-Ku, semua makhluk adalah hamba-hamba-Ku dan sahaya-sahaya-Ku, Aku mensaksikan kepada para malaikat-Ku, kepada para penghuni langit-Ku, Aku nikahkan Hawa dengan Adam sebagai keistimewaan kesucian-Ku diatas sebuah mas kawin, serta mensucikan-Ku dan menauhidkan-Ku.
ثُمَّ نَثَرَ الغُلْمَانُ وَالمَلاَئِكَةُ نَثَارَ اللُّؤْلُؤْ وَالْيَاقُوْتِ وَسَلِّمُوْا حَوَاءَ ِلأَدَمَ عَلَيْهِ السَّلاَمَ فَطَلَبَتْ حَوَاءُ الصَّدَاقَ
Saat itu para Gilman (anak-anak sorga) dan para malaikat menunjukkan suka cita-nya dengan menaburkan intan berlian warna-warni, serta menyerahka Hawa kepada Adam. Dan Hawa pun meminta mas kawin kepada Nabi Adam.
فَقَالَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ اِلَهِىْ أَىُّ شَئٍ أَعْطِيْهَا أَذَهَبًا أََمْ فِضَّةً أَمْ جَوْهَرًا فَقَالَ اللهُ تَعَالىَ لآ فَقَالَ اِلَهِىْ أَصَوْمُ أَصَلَّى أَسَبَّحَ لَكَ فَقَالَ لآ فَقَالَ اِلَهِىْ أَىُّ شَئٍ هُوَ فَقَالَ اللهُ عَزَّ وَ جَلَّ صَدَاقُ حَوَاءِِ أَنْ تُصَلِى عَشْرَ مَرَّاتٍ عَلَى نَبِيِّ مُحَمَّدٍ سَيْدِ المُرْسَلِيْنَ وَخَاتِمِ النَّبِيِّيْنَ
Nabi Adam bertanya tentang mas kawin yang dinginkan ;
Adam Wahai Tuhanku, apa yang harus aku berikan kepada Hawa, sebagai mas kawin, Apakah itu emas, perak, intanberlian ataukah mutiara ?
Allah Bukan,
Adam Ya Tuhanku, Apakah aku harus puasa, harus shalat, atau harus baca tasbih kepada-Mu.. ?!
Allah Bukan,
Adam Ya Tuhanku, apa mas kawinnya ?!
Allah Mas kawin Hawa adalah kamu harus membaca shalawat sebanyak sepuluh kali terhadap Nabi-Ku dan pilihan-Ku, yaitu Nabi Muhammad SAW, pemimpin para Rasul dan Penutup para Nabi…
HIKMAH YANG TERSEMBUNYI..
قَالَ اللهٌ تَعَالَ لآِدَمَ عَلَيْهِِِ الٍسَّلاَمُ صَلِّى عَلَى مُحَمَّدٍ حَتَّى أَحَلَّ لَكَ حَوَاءَ وَقَالَ لأُمَّةِ مُحَمَّدٍ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا صَلُّوْا عَلَى مُحَمَّدٍ حَتَّى أَحْرَمُ عَلَيْكُمُ النِّيْرَانَ وَسَلِّمُوْا علَيْهِ حَتَّى أَحَلَّ لَكُمْ الجِنَانَ
Allah SWT seolah berkata kepada Nabi Adam, “Bacalah shalawat untuk baginda Muhammad agar aku halalkan Hawa untukmu, maka tersirat makna, bahwa Allah berkata pada ummat Muhammad SAW (kita nih..) Perbanyak membaca shalawat untuk baginda Muhammad, juga salam untuk beliau SAW, karena ketika kalian membaca shalawat untuk baginda Muhammad, maka Aku haramkan kalian atas api neraka, ketika kalian membaca salamnya, maka Aku halalkan sorga untuk kalian.
Allah mengetahui segalanya.

Daftar Pustaka : Kitab Hamisy Majalis Saniyyah Hal. 110

Sabtu, 22 September 2012

Tanda-Tanda Kiamat



Sesungguhnya setiap makhluk hidup –apakah itu manusia, hewan, atau tumbuh-tumbuhan– memiliki tanda-tanda dari akhir kesudahan hidupnya di dunia. Tanda-tanda dekatnya kematian manusia adalah rambut beruban, tua, sakit, lemah. Begitu juga halnya dengan hewan, hampir sama dengan manusia. Sedangkan tumbuhan warna menguning, kering, jatuh, lalu hancur. Demikian juga alam semesta, memiliki tanda-tanda akhir masanya seperti kehancuran dan kerusakan.Saa’ah asalnya adalah sebagian malam atau siang. Dikatakan juga: Saa’at segala sesuatu berarti waktunya hilang dan habis. Dari makna ini, maka saa’ah atau kiamat mengandung dua macam, yaitu : Saa’ah khusus bagi setiap makhluk, seperti tanaman binatang dan manusia ketika mati; dan bagi sebuah umat jika datang ajalnya. Itu semua dikatakan telah datang saatnya. Saa’ah umum bagi dunia secara keseluruhan ketika ditiup sangkakala, maka hancurlah segala yang di langit dan di bumi.
Bagaimana dengan kiamat yang sebenarnya? Tentu saja lebih dahsyat, lebih besar, dan lebih mengerikan. Dan Alquran banyak menyebutkan tentang kejadian di hari kiamat. Terjadinya kiamat adalah hal yang gaib. Hanya Allah saja yang tahu. Tidak satu pun dari makhlukNya mengetahui kapan kiamat, baik para nabi maupun malaikat. Allah SWT. Berfirman, “Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat.” (Luqman 34).
Maka ketika ditanya tentang hal ini, Rasulullah saw. Mengembalikannya kepada Allah swt., “Kepada-Nyalah dikembalikan pengetahuan tentang hari kiamat.” (Fushilat: 47)
Allah merahasiakan terjadinya hari kiamat, dan menerangkan bahwa kiamat akan datang secara tiba-tiba. “Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: ‘Bilakah terjadinya?’ Katakanlah: ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorang pun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba.’ Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang hari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui’.” (Al-A’raaf: 187)
Namun demikian, sesungguhnya Allah dengan rahmat-Nya telah menjadikan kiamat memiliki alamat yang menunjukkan ke arah itu dan tanda-tanda yang mengantarkannya. “Maka tidaklah yang mereka tunggu-tunggu melainkan hari kiamat (yaitu) kedatangannya kepada mereka dengan tiba-tiba, karena sesungguhnya telah datang tanda-tandanya. Maka apakah faedahnya bagi mereka kesadaran mereka itu apabila hari kiamat sudah datang?” (Muhammad: 18)
“Yang mereka nanti-nanti tidak lain hanyalah kedatangan malaikat kepada mereka (untuk mencabut nyawa mereka), atau kedatangan Tuhanmu atau kedatangan sebagian tanda-tanda Tuhanmu. Pada hari datangnya sebagian tanda-tanda Tuhanmu tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang bagi dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya. Katakanlah: ‘Tunggulah olehmu sesungguhnya kami pun menunggu (pula’).”(Al-An’am: 158)
Maka tanda-tanda kiamat adalah alamat kiamat yang menunjukkan akan terjadinya kiamat tersebut. Dan tanda-tanda kiamat ada dua: tanda-tanda kiamat besar dan tanda-tanda kiamat kecil.
Tanda kiamat kecil adalah tanda yang datang sebelum kiamat dengan waktu yang relatif lama, dan kejadiannya biasa, seperti dicabutnya ilmu, dominannya kebodohan, minum khamr, berlomba-lomba dalam membangun, dan lain-lain. Terkadang sebagiannya muncul menyertai tanda kiamat besar atau bahkan sesudahnya.
Tanda kiamat besar adalah perkara yang besar yang muncul mendekati kiamat yang kemunculannya tidak biasa terjadi, seperti muncul Dajjal, Nabi Isa a.s., Ya’juj dan Ma’juj, terbit matahari dari Barat, dan lain-lain.
Para ulama berbeda pendapat tentang permulaan yang muncul dari tanda kiamat besar. Tetapi Ibnu Hajar berkata, “Yang kuat dari sejumlah berita tanda-tanda kiamat, bahwa keluarnya Dajjal adalah awal dari tanda-tanda kiamat besar, dengan terjadinya perubahan secara menyeluruh di muka bumi. Dan diakhiri dengan wafatnya Isa a.s. Sedangkan terbitnya matahari dari Barat adalah awal dari tanda-tanda kiamat besar yang mengakibatkan perubahan kondisi langit. Dan berakhir dengan terjadinya kiamat.” Ibnu Hajar melanjutkan, ”Hikmah dari kejadian ini bahwa ketika terbit matahari dari barat, maka tertutuplah pintu taubat.” (Fathul Bari)
Tanda-Tanda Kiamat Kecil
Tanda-tanda kiamat kecil terbagi menjadi dua: Pertama, kejadian sudah muncul dan sudah selesai; seperti diutusnya Rasulullah saw., terbunuhnya Utsman bin ‘Affan, terjadinya fitnah besar antara dua kelompok orang beriman. Kedua, kejadiannya sudah muncul tetapi belum selesai bahkan semakin bertambah; seperti tersia-siakannya amanah, terangkatnya ilmu, merebaknya perzinahan dan pembunuhan, banyaknya wanita dan lain-lain.
Di antara tanda-tanda kiamat kecil adalah:
1. Diutusnya Rasulullah saw
Jabir r.a. berkata, ”Adalah Rasulullah saw. jika beliau khutbah memerah matanya, suaranya keras, dan penuh dengan semangat seperti panglima perang, beliau bersabda, ‘(Hati-hatilah) dengan pagi dan sore kalian.’ Beliau melanjutkan, ‘Aku diutus dan hari Kiamat seperti ini.’ Rasulullah saw. mengibaratkan seperti dua jarinya antara telunjuk dan jari tengah. (HR Muslim)
2. Disia-siakannya amanat
Jabir r.a. berkata, tatkala Nabi saw. berada dalam suatu majelis sedang berbicara dengan sahabat, maka datanglah orang Arab Badui dan berkata, “Kapan terjadi Kiamat ?” Rasulullah saw. terus melanjutkan pembicaraannya. Sebagian sahabat berkata, “Rasulullah saw. mendengar apa yang ditanyakan tetapi tidak menyukai apa yang ditanyakannya.” Berkata sebagian yang lain, “Rasul saw. tidak mendengar.” Setelah Rasulullah saw. menyelesaikan perkataannya, beliau bertanya, “Mana yang bertanya tentang Kiamat?” Berkata lelaki Badui itu, ”Saya, wahai Rasulullah saw.” Rasulullah saw. Berkata, “Jika amanah disia-siakan, maka tunggulah kiamat.” Bertanya, “Bagaimana menyia-nyiakannya?” Rasulullah saw. Menjawab, “Jika urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kiamat.” (HR Bukhari)
3. Penggembala menjadi kaya
Rasulullah saw. ditanya oleh Jibril tentang tanda-tanda kiamat, lalu beliau menjawab, “Seorang budak melahirkan majikannya, dan engkau melihat orang-orang yang tidak beralas kaki, telanjang, dan miskin, penggembala binatang berlomba-lomba saling tinggi dalam bangunan.” (HR Muslim)
4. Sungai Efrat berubah menjadi emas
Dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tidak akan terjadi kiamat sampai Sungai Eufrat menghasilkan gunung emas, manusia berebutan tentangnya. Dan setiap seratus 100 terbunuh 99 orang. Dan setiap orang dari mereka berkata, ”Barangkali akulah yang selamat.” (Muttafaqun ‘alaihi)
5. Baitul Maqdis dikuasai umat Islam
”Ada enam dari tanda-tanda kiamat: kematianku (Rasulullah saw.), dibukanya Baitul Maqdis, seorang lelaki diberi 1000 dinar, tapi dia membencinya, fitnah yang panasnya masuk pada setiap rumah muslim, kematian menjemput manusia seperti kematian pada kambing dan khianatnya bangsa Romawi, sampai 80 poin, dan setiap poin 12.000.” (HR Ahmad dan At-Tabrani dari Muadz).
6. Banyak terjadi pembunuhan
Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tiada akan terjadi kiamat, sehingga banyak terjadi haraj.. Sahabat bertanya apa itu haraj, ya Rasulullah?” Rasulullah saw. Menjawab, “Haraj adalah pembunuhan, pembunuhan.” (HR Muslim)
7. Munculnya kaum Khawarij
Dari Ali ra. berkata, saya mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Akan keluar di akhir zaman kelompok orang yang masih muda, bodoh, mereka mengatakan sesuatu dari firman Allah. Keimanan mereka hanya sampai di tenggorokan mereka. Mereka keluar dari agama seperti anak panah keluar dari busurnya. Di mana saja kamu jumpai, maka bunuhlah mereka. Siapa yang membunuhnya akan mendapat pahala di hari Kiamat.” (HR Bukhari).
8. Banyak polisi dan pembela kezhaliman
“Di akhir zaman banyak polisi di pagi hari melakukan sesuatu yang dimurkai Allah, dan di sore hari melakukan sesutu yang dibenci Allah. Hati-hatilah engkau jangan sampai menjadi teman mereka.” (HR At-Tabrani)
9. Perang antara Yahudi dan Umat Islam
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tidak akan terjadi kiamat sehingga kaum muslimin berperang dengan yahudi. Maka kaum muslimin membunuh mereka sampai ada seorang yahudi bersembunyi di belakang batu-batuan dan pohon-pohonan. Dan berkatalah batu dan pohon, ‘Wahai muslim, wahai hamba Allah, ini yahudi di belakangku, kemari dan bunuhlah ia.’ Kecuali pohon Gharqad karena ia adalah pohon Yahudi.” (HR Muslim)
10. Dominannya Fitnah
Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tidak akan terjadi kiamat, sampai dominannya fitnah, banyaknya dusta dan berdekatannya pasar.” (HR Ahmad).
11. Sedikitnya ilmu
12. Merebaknya perzinahan
13. Banyaknya kaum wanita
Dari Anas bin Malik ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda. “Sesungguhnya di antara tanda-tanda kiamat adalah ilmu diangkat, banyaknya kebodohan, banyaknya perzinahan, banyaknya orang yang minum khamr, sedikit kaum lelaki dan banyak kaum wanita, sampai pada 50 wanita hanya ada satu lelaki.” (HR Bukhari)
14. Bermewah-mewah dalam membangun masjid
Dari Anas ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Diantara tanda kiamat adalah bahwa manusia saling membanggakan dalam keindahan masjid.” (HR Ahmad, An-Nasa’i dan Ibnu Hibban)
15. Menyebarnya riba dan harta haram
Dari Abu Hurairah ra. berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Akan datang pada manusia suatu waktu, setiap orang tanpa kecuali akan makan riba, orang yang tidak makan langsung, pasti terkena debu-debunya.” (HR Abu Dawud, Ibnu Majah dan Al-Baihaqi)
Dari Abu Hurairah ra. berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Akan datang pada manusia suatu saat di mana seseorang tidak peduli dari mana hartanya didapat, apakah dari yang halal atau yang haram.” (HR Ahmad dan Bukhari)
Tanda-Tanda Kiamat Besar
Sedangkan tanda-tanda kiamat besar yaitu kejadian sangat besar dimana kiamat sudah sangat dekat dan mayoritasnya belum muncul, seperti munculnya Imam Mahdi, Nabi Isa, Dajjal, Ya’juj dan Ma’juj.
Ayat-ayat dan hadits yang menyebutkan tanda-tanda kiamat besar di antaranya:
Hingga apabila dia telah sampai di antara dua buah gunung, dia mendapati di hadapan kedua bukit itu suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan. Mereka berkata, “Hai Dzulqarnain, sesungguhnya Ya’juj dan Ma’juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka?” Dzulqarnain berkata, “Apa yang telah dikuasakan oleh Tuhanku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik, maka tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan dinding antara kamu dan mereka.” (Al-Kahfi: 82)
“Dan apabila perkataan telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan sejenis binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka, bahwa sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami.” (An-Naml: 82)
Dari Hudzaifah bin Usaid Al-Ghifari ra, berkata: Rasulullah saw. muncul di tengah-tengah kami pada saat kami saling mengingat-ingat. Rasulullah saw. bertanya, “Apa yang sedang kamu ingat-ingat?” Sahabat menjawab, “Kami mengingat hari kiamat.” Rasulullah saw. bersabda,”Kiamat tidak akan terjadi sebelum engkau melihat 10 tandanya.” Kemudian Rasulullah saw. menyebutkan: Dukhan (kabut asap), Dajjaal, binatang (pandai bicara), matahari terbit dari barat, turunnya Isa as. Ya’juj Ma’juj dan tiga gerhana, gerhana di timur, barat dan Jazirah Arab dan terakhir api yang keluar dari Yaman mengantar manusia ke Mahsyar. (HR Muslim)
Dari Abdullah bin Mas’ud ra. berkata, Rasulullah saw. bersabda, ”Hari tidak akan berakhir, dan tahun belum akan pergi sehingga bangsa Arab dipimpin oleh seorang dari keluargaku, namanya sama dengan namaku.” (HR Ahmad)
Perbedaan antara tanda-tanda kiamat kecil dan kiamat besar adalah :
1. Tanda-tanda kiamat kecil secara umum datang lebih dahulu dari tanda-tanda kiamat besar.
2. Tanda-tanda kiamat kecil sebagiannya sudah terjadi, sebagiannya sedang terjadi dan sebagiannya akan terjadi. Sedangkan tanda-tanda kiamat besar belum terjadi.
3. Tanda kiamat kecil bersifat biasa dan tanda kiamat besar bersifat luar biasa.
4. Tanda kiamat kecil berupa peringatan agar manusia sadar dan bertaubat. Sedangkan kiamat besar jika sudah datang, maka tertutup pintu taubat.
5. Tanda-tanda kiamat besar jika muncul satu tanda, maka akan diikuti tanda-tanda yang lainnya. Dan yang pertama muncul adalah terbitnya matahari dari Barat.

Jumat, 21 September 2012

Makna Kata Kami Dalam Al Qur'an


Seringkali, orang kufar mencoba mengganggu iman kita dengan bertanya: Mengapa Qur'an sering guna kata KAMI untuk ALLAH? Bukankah kami itu banyak? Apakah itu bermakna Qur'an pun mengakui Tuhan itu lebih dari 1? Bagaimana kita menjelaskannya? Mungkin kita juga pernah bertanya demikian?

MAKNA KATA "KAMI" DALAM QUR'AN

 السلام عليكم . بِسْــــمِ ﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم.لا إله إلاَّ الله.محمد رسو ل الله
الحمد لله رب العا لمين. الصلاة و السلام على رسو ل الله.اما بعد
Paling kurang ada 3 jawaban, apa sajakah itu?
Bagi yang belum tahu, mari kita sama-sama berbagi ilmu:

Jawaban 1: Kata KAMI sebagai penghormatan

Bahasa Arab ialah bahasa paling sukar didunia. Sedang bahasa paling sukar nomor 2 ialah Bahasa China. Hal ini disebabkan kerana dalam 1 kata, bahasa arab memiliki banyak makna.
Contoh: Sebuah gender, dalam suatu daerah boleh bermakna lelaki, tapi dalam daerah lain boleh bermakna perempuan.
Dalam bahasa Arab, dhamir 'NAHNU' ialah dalam bentuk jamak yang berarti kita atau kami. Tapi dalam ilmu 'NAHWU', maknanya tak cuma kami, tapi aku, saya dan lainnya.
Terkadang kita sering terjebak dengan pertanyaan sejenis ini. Pertanyaan diatas muncul karena ketidak tahuan meraka, namun banyak pulak para kufar yg berusaha untuk membodohi umat Islam yang tak faham dengan bahasa arab. Pertanyaan seperti ini sering dijadikan senjata melawan umat Islam yang kurang ilmunya.
Tapi bagi mereka yang faham bahasa Arab sebagai bahasa yang kaya dengan makna dan kandungan seni serta balaghah dan fashohahnya, Pertanyaan ini terlihat lucu dan jenaka.
Bagaimana mungkin aqidah Islam yang sangat logis dan kuat itu mau ditumbangkan cuma dengan bekal logika bahasa yang setengah-setengah?

JIKA MEMANG "KAMI" DALAM QUR'AN DIARTIKAN SEBAGAI LEBIH DARI 1, LALU MENGAPA ORANG ARAB TIDAK MENYEMBAH ALLAH LEBIH DARI 1? MENGAPA TETAP 1 ALLAH SAJA? TENTU KARENA MEREKA PAHAM TATA BAHASA MEREKA SENDIRI.

Dalam ilmu bahasa arab, penggunaan banyak istilah dan kata itu tidak selalu bermakna zahir dan apa adanya. Sedangkan Al-Quran adalah kitab yang penuh dengan muatan nilai sastra tingkat tinggi.Selain kata 'Nahnu", ada juga kata 'antum' yang sering digunakan untuk menyapa lawan bicara meski hanya satu orang. Padahal makna 'antum' adalah kalian (jamak).
Secara rasa bahasa, bila kita menyapa lawan bicara kita dengan panggilan 'antum', maka ada kesan sopan dan ramah serta penghormatan ketimbang menggunakan sapaan 'anta'.
Kata 'Nahnu' tidak harus bermakna arti banyak, tetapi menunjukkan keagungan Allah SWT. Ini dipelajari dalam ilmu balaghah.
Contoh: Dalam bahasa kita ada juga penggunaan kata "Kami" tapi bermakna tunggal. Misalnya seorang berpidato sambutan berkata,"Kami merasa berterimakasih sekali . . . "
Padahal orang yang berpidato Cuma sendiri dan tidak beramai-ramai, tapi dia bilang "Kami". Lalu apakah kalimat itu bermakna jika orang yang berpidato sebenarnya ada banyak atau hanya satu ?
Kata kami dalam hal ini digunakan sebagai sebuah rasa bahasa dengan tujuan nilai kesopanan. Tapi rasa bahasa ini mungkin tidak bisa dicerap oleh orang asing yang tidak mengerti rasa bahasa. Atau mungkin juga karena di barat tidak lazim digunakan kata-kata seperti itu.
Kalau kawan diskusi kita yang christian itu tak paham rasa bahasa ini, harap maklum saja, karena alkitab bible mereka memang telah kehilangan rasa bahasa. Bahkan bukan hanya kehilangan rasa bahasa, tapi pun kehilangan kesucian sebuah kitab suci.
Sebagai contoh dari rasa bahasa Kitab tetangga yang sudah "Hancur Lebur" menuliskan dalam Kitab Yehezkiel 23:20 Ia birahi kepada kawan-kawannya bersundal (berzina), yang auratnya seperti aurat keledai dan zakarnya seperti zakar kuda.
23:21 Engkau menginginkan kemesuman masa mudamu, waktu orang Mesir memegang-megang dadamu dan menjamah-jamah susu kegadisanmu.

Ini hanya salah satu contoh dari 500an lebih ayat SEJENIS dalam kitab tetangga.

Seperti yg sudah diketahui banyak orang, alkitab christian merupakan terjemahan dari terjemahan yang telah diterjemahkan dari terjemahan sebelumnya.
Ada sekian ribu versi bible yang antara satu dan lainnya bukan sekedar tidak sama tapi juga bertolak belakang. Jadi wajar bila alkitab christian mereka itu tidak punya balaghoh, logika, rasa dan gaya bahasa. Dia adalah tulisan karya manusia yang kering dari nilai sakral.
Di dalam Al-Quran ada penggunaan yang kalau kita pahami secara harfiyah akan berbeda dengan kenyataannya. Misalnya penggunaan kata 'ummat'.
Biasanya kita memahami bahwa makna ummat adalah kumpulan dari orang-orang. Minimal menunjukkan sesuatu yang banyak. Namun Al-Quran ketika menyebut Nabi Ibrahim yang saat itu hanya sendiri saja, tetap disebut dengan ummat.
QS.16 An-Nahl :120 Sesungguhnya Ibrahim adalah "UMMATAN " yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan.
Dalam tata bahasa Arab, ada kata ganti pertama singular [anâ], dan ada kata ganti pertama plural [nahnu]. Sama dengan tata bahasa lainnya. Akan tetapi, dalam bahasa Arab, kata ganti pertama plural dapat, dan sering, difungsikan sebagai singular.
Dalam grammer Arab [nahwu-sharaf], hal demikian ini disebut "al-Mutakallim al-Mu'adzdzim li Nafsih-i", kata ganti pertama yang mengagungkan dirinya sendiri.
Permasalahan menjadi membingungkan setelah al-Quran yang berbahasa Arab, dengan kekhasan gramernya, diterjemahkan ke dalam bahasa lain, termasuk Indonesia, yang tak mengenal "al-Mutakallim al-Mu'adzdzim li Nafsih-i" tersebut.

Jawaban ke 2: Ada peran makhluk lain atas kehendak ALLAH


Contoh penggunaan kata KAMI dalam Qur'an:Qs. 15 Hijr: 66. Dan telah Kami wahyukan kepadanya perkara itu, yaitu bahwa mereka akan ditumpas habis di waktu subuh.
"Kami wahyukan..." Maka disini berarti ada peran makhluk lain yaitu Malaikat Jibril sebagai pembawa atas perintah Allah.
Contoh penggunaan kata AKU dalam Qur'an:
11. Maka ketika ia datang ke tempat api itu ia dipanggil: "Hai Musa.
12. Sesungguhnya Aku inilah Tuhanmu, maka tanggalkanlah kedua terompahmu; sesungguhnya kamu berada dilembah yang suci, Thuwa.
13. Dan Aku telah mmilih kamu, maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan.
14. Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.
15. Segungguhnya hari kiamat itu akan datang Aku merahasiakan agar supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang ia usahakan.
16. Maka sekali-kali janganlah kamu dipalingkan daripadanya oleh orang yang tidak beriman kepadanya dan oleh orang yang mengikuti hawa nafsunya, yang menyebabkan kamu jadi binasa".Qs.20 Thaaha:11-16
Pada ayat-ayat di atas, kata AKU digunakan karena Allah sendiri berfirman langsung kepada Nabi Musa AS tanpa perantara Malaikat Jibril...
Contoh penggunaan kata KAMI dan AKU yang bersamaan dalam Qur'an:
Qs.21 Anbiyaa: 25. Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku".
Kata KAMI digunakan saat Allah mewahyukan dengan perantara Malaikat Jibril, & kata AKU digunakan sebagai perintah menyembah Allah saja.
Qs.23 Mu'minuun: 27. Lalu Kami wahyukan kepadanya: "Buatlah bahtera di bawah penilikan dan petunjuk Kami, maka apabila perintah Kami telah datang dan tanur telah memancarkan air, maka masukkanlah ke dalam bahtera itu sepasang dari setiapnya, dan keluargamu, kecuali orang yang telah lebih dahulu ditetapkan di antara mereka. Dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang zalim, karena sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan.

Kata KAMI digunakan saat mewahyukan kepada Nabi Nuh AS dengan perantara Malaikat Jibril, & kata AKU digunakan saat tidak ada malaikat. Contoh peran makhluk lain dalam kata KAMI ialah peran sepasang suami istri dalam peran penciptaan manusia.


Jawaban ke 3: Kata KAMI pun digunakan dalam kitab terdahulu


Bahasa Arab sedikit banyak memiliki persamaan dengan saudara 1 rumpunnya yaitu Bani Israil. Ini saya maksudkan dalam kitab "Taurat" masa sekarang pun, dalam bahasa aslina kata yang digunakan ialah KAMI, tapi orang yahudi tidak pernah menganggap Tuhan itu lebih dari 1.
Sebagai Contoh ialah dalam Alkitab Kristen:

Kejadian 1:1 Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. (BAHASA SEKARANG)Padahal dalam bahasa ibrani aslinya ialah menggunakan kata KAMI....

Tapi yahudi tidak ada yang menyembah Tuhan 2 tapi 1,,, atau Tuhan 3 tapi 1,,, atau Tuhan 4 tapi 1....

Semoga ini menjadi renungan bagi semua terutama bagi mereka yang murtad hanya karena dunia.